The more you understand about any subject, the more interesting it becomes. As you read this article you'll find that the subject of tech is certainly no exception.
Siwi T Puji
Desy Susilawati Depag menjamin visa segera keluar.
MAKKAH -- Kendati dijadwalkan mulai diberangkatkan pada 4 November 2009, visa bagi jamaah haji khusus--atau sering disebut ONH Plus--masih belum dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Pasalnya, pengurusan barcode oleh pihak muasasah (konsorsium penyelenggara haji) yang menjadi dasar pengeluaran visa tak kunjung final. Bila sampai batas waktu yang telah ditentukan ternyata visa belum juga keluar, kemungkinan 17 ribu jamaah haji urung diberangkatkan. Adalah aturan baru soal tasrih (sertifikat kelayakan) pemondokan yang menjadi ganjalannya. Hotel, meski berbintang empat atau lebih, juga harus mengantongi tasrih. Tasrih hotel ini, beserta tanda bukti pembayaran ke muasasah sebesar 1.600 riyal (sekitar Rp 4,16 juta) kemudian dibawa ke kantor muasasah urusan Asia Tenggara (Mutawify Hujjaj Southeast Asia) untuk mendapat kode tertentu dalam bentuk barcode yang nantinya menjadi syarat pengeluaran visa. Sialnya, sampai saat ini, hotel-hotel yang sudah mengantongi tasrih bisa dihitung dengan jari. Hotel mewah sekelas Hilton dan Zamzam Tower di depan Masjidil Haram, pun tasrihnya tak kunjung turun. Padahal, para penyewa, termasuk biro-biro penyelenggara haji khusus asal Indonesia, sudah membayar lunas seluruh kamar yang disewa. ''Kami harus menanggung akibat yang sebetulnya bukan kesalahan kami,'' kata Anton Subekti Fadhilah, managing director Binamil Tour. Ia mengaku sudah membayar lunas biaya sewa kamar yang kisarannya antara 8.000 hingga 8.500 riyal per kamar. Bahkan, mendekati puncak haji, harga kamar ada yang mencapai 40 ribu riyal per kamar/malam. Urusan tasrih, katanya, adalah urusan pihak hotel dan Pemerintah Arab Saudi. Menjadi tidak fair, katanya, jika urusan interior mereka dibebankan pada pihak lain yang notabene sebetulnya datang untuk menyumbangkan devisa bagi mereka. Masalah ini menjadi berlarut-larut setelah terjadi pengalihan sebagian wewenang dari Kementerian Haji Arab Saudi ke Kementerian Pariwisata. Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Baluki Ahmad, mengungkapkan, tahun-tahun sebelumnya, tasrih biasanya dikeluarkan oleh Kementerian Haji Arab Saudi. Namun, tahun ini kewenangan tersebut dialihkan ke Kementerian Pariwisata. ''Pengalihan itu baru dilakukan dua minggu lalu. Dan entah apa yang terjadi, sampai sekarang tasrih untuk hotel belum keluar juga, otomatis barcode untuk mengurus visa jamaah tidak bisa didapat. Padahal, jamaah kami ada yang harus berangkat tanggal 4 besok, sesuai jadwal penerbangannya,'' jelas Baluki di Makkah, Sabtu (31/10). Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to tech than you may have first thought.
Baluki mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Departemen Agama (Depag). Harapannya, Depag bisa sesegera mungkin berkoordinasi dengan departemen luar negeri sehingga bisa mengambil upaya diplomatis sehingga visa jamaah ONH Plus bisa keluar tanpa barcode. Pemerintah beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia juga telah melakukan upaya diplomatis sehingga visa jamaah ONH Plus mereka bisa keluar. ''Sampai saat ini kami masih menunggu,'' ujar Baluki. Pada Sabtu (31/10) malam waktu Arab Saudi, seratusan pengusaha biro journey dari Indonesia mendatangi Kantor Muasasah Wilayah Asia Tenggara di Makkah. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk menanyakan nasib jamaah mereka. Namun, hingga pukul 23.00, upaya itu belum membuahkan hasil. Baluki menjelaskan, bila sampai jamaah gagal berangkat, biro haji akan menanggung kerugian besar. Sebab, mereka sudah membayar lunas biaya akomodasi hotel serta biaya untuk mengikuti prosesi wukuf ke pihak muasasah. Biaya tiket pesawat untuk keberangkatan tanggal 4 dan 5 November juga rata-rata sudah dikonfirmasi pihak maskapai penerbangan. Sementara itu, Departemen Agama (Depag) menjamin para jamaah ONH advantage ini barcode-nya segera keluar dan bisa berangkat haji. ''Ya nggak terancam batal lah, kita sudah usahakan. Para penyelenggara haji khusus sedang mengurus. Kita sudah membantu, dan ini memang kewenangan pihak Pemerintah Arab Saudi. Kita tunggu saja karena sedang proses,'' ujar Direktur Jenderal Haji dan Umrah Depag, Slamet Riyanto, kepada Republika, Ahad (1/11). Barcode ini, kata Slamet, baru bisa keluar ketika semua urusan telah selesai seperti masalah hotel dan transportasi. Hanya saja karena terdapat tasrih baru yang dikeluarkan oleh pihak Arab Saudi, menyebabkan barcode ini terganjal keluarnya. "Ya, memang belum selesai semua. Padahal, ada sebanyak 17.200 jamaah haji plus. Tapi, ini masih proses," katanya. Slamet menambahkan, waktu keluarnya barcode tidak dapat ditentukan. Menurutnya, ini tergantung pihak penyelenggara haji khusus mengurusnya. "Kita sudah mendorong untuk segera berangkat ke Saudi urus itu (barcode--Red), supaya lebih cepat lebih bagus. Tapi, ternyata sampai sekarang belum keluar," ujarnya. Slamet menuturkan, pihak Depag berharap pengurusan barcode bisa selesai secepatnya dan jamaah haji khusus bisa berangkat ke Tanah Suci. "Masih ada waktu sebelum tanggal 4 November mendatang. Mudah-mudahan selesai semua. Kalau senin barcode selesai, jamaah haji bisa berangkat," tandasnya. ed: m as'adi (-)
0 Comments:
Post a Comment